Kamis, 15 Juli 2010

Lagi, SBY Soroti Sepakbola Nasional

Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menyoroti kondisi persepakbolaan di tanah air. Ia tetap berharap, dengan proses yang baik dan tepat, suatu saat Indonesia bisa mencapai level dunia.

SBY menyampaikan hal tersebut dalam pembukaan rapat kabinet di Istana Presiden, Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (5/7/2010). Dikatakannya, Piala Dunia 2010 hendaknya dijadikan salah satu momen untuk melakukan introspeksi dan perubahan.

"Sayangnya, digelaran ini Asia Tenggara tidak muncul. Kita terutama. Papan tengah saja dulu, nggak perlu (langsung) Piala Dunia, tapi di SEA Games dan Asian Games," ujar Presiden.

"Kita sudah mengadakan KSN (Kongres Sepakbola Nasional) di Malang (akhir Maret lalu -- Red). Kalau tidak ada langkah kongkret, sampai 'Lebaran kud'a pun kita ya begini terus. Tidak akan ke mana-mana."

Ditambahkan SBY, ia akan membicarakan lagi hal ini dengan ketua umum PSSI dan KONI. Mencarikan pelatih dengan trek rekor yang baik memang sebuah opsi, tapi pembinaan dan manajemen pun harus diperbaiki.

"Mari kita tata. Rakyat banyak bertanya, kapan sepakbola kita tampil di pentas dunia. Wajib hukumnya di Asia Tenggara kita bisa di papan atas. SEA Games 2011 kita jadi tuan rumah," paparnya.

"Serius, ini masalah nasionalisme. Kemarin itu (Kanselir Jerman) Angela Merkel sampai terbang ke Afsel, dan memang Jerman bermain bagus," tambah SBY yang tim jagoannya di Piala Dunia, Argentina, sudah tersingkir, ditekuk Der Panzer 0-4 di babak perempatfinal.http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2010/07/05/174729/1393430/76/lagi-sby-soroti-sepakbola-nasional
Luhur Hertanto - detiksport

Mana Duluan, Ayam atau Telur? Ini Jawabnya!

VIVAnews - Para ilmuwan berhasil menjawab  salah satu tebak-tebakan tertua di dunia, mana yang lebih dulu, ayam, atau telur?
Melalui komputer super, tim dari Universitas Sheffield dan Warwick, Inggris  menemukan jawabannya. Apakah itu? Ayam.
Kepada laman Harian The Sun, ketua tim peneliti menjelaskan bagaimana mereka berhasil memecahkan teka-teki tersebut.
"Apa yang kami temukan adalah 'kecelakaan' yang menyenangkan. Awalnya, tujuan penelitian kami adalah menemukan bagaimana binatang membuat cangkang telur."
Menurutnya,  selama ini, masyarakat telah menganggap remeh ayam. Kami tidak menyadari proses luar biasa yang ditunjukan para ayam dalam proses pembuatan telur.
"Sadarkah Anda, ketika memecahkan kulit telur rebus di pagi hari, Anda sedang menyaksikan salah satu material luar biasa di dunia."
Cangkang telur memiliki kekuatan sangat luar biasa, meski beratnya sangat ringan. Manusia tak bisa membuat benda seperti itu, bahkan yang mendekatinya.
"Masalahnya, kita tak tahu bagaimana ayam membuat cangkangnya."
Tim peneliti lalu menggunakan komputer super milik Dewan Riset Sains Inggris (UK Science Research Council) yang berbasis di Edinburgh. Komputer itu dinamakan HECToR (High End Computing Terascale Resource).
"Kami ingin menelusuri bagaimana telur terbentuk, dengan melihat proses detail telur secara mikroskopis."
Yang pertama dicari adalah, mengetahui 'resep' yang digunakan ayam untuk membuat cangkang telur.
"Dengan bantuan komputer canggih, Kami memecahkan masalah ini selama berminggu-minggu. Sementara, ayam bisa menyusun cangkang itu hanya dalam semalam."
Lucunya, pemilihan cangkang telur ayam sebagai fokus penelitian benar-benar tak disengaja. Para peneliti memilih telur ayam karena proteinnya sederhana untuk ditelaah.
Namun hasilnya ternyata sangat mengejutkan. "Kami memecahkan teka-teki sepanjang masa. Ini mengagumkan."
Hasilnya, ditemukan protein khusus yang ada di tubuh ayam. Protein itu adalah adalah 'tukang bangunan' tanpa lelah, menyusun bagian-bagian cangkang mikroskopis membentuk cangkang telur.
Protein itu menginisiasi proses pembentukan cangkang sebelum menyusun bagian telur yang lain.
Tanpa protein pembangun tersebut, telur tak mungkin terbentuk. Dan, protein itu hanya ditemukan di rahim ayam. "Itu berati ayam ada duluan sebelum telur."
Tapi, dari mana ayam berasal?
Beberapa teori mengatakan, nenek moyang ayam menciptakan telur zaman Dinosaurus.
"Penemuan kami sangat potensial. Sebab, cangkang telur dibentuk dari banyak kristal kecil. Kita bisa menggunakan informasi ini untuk mengetahui cara membuat dan menghancurkan struktur kristal lainnya."
Sebagai contoh, untuk menghilangkan kerak di ceret maupun pipa.  Penelitian ini juga berimplikasi medis.
"Karena tubuh kita menggunakan metode yang sama untuk membuat gigi dan tulang, kita  bisa belajar lebih banyak tentang bagaimana membangun kembali tulang manusia." (adi) (http://id.news.yahoo.com/viva/20100715/twl-mana-duluan-ayam-atau-telur-ini-jawa-cfafc46.html

Senin, 05 Juli 2010

Dan Juaranya Adalah...

Sebuah postingan menarik beredar di situs jejaring sosial setelah Spanyol mengalahkan Paraguay 1-0 berkat gol tunggal David Villa, tadi malam. Entah dari mana asalnya, yang jelas utak-atik angkanya cukup menarik...
1. Brasil memenangkan Piala Dunia tahun 1994; sebelum itu mereka juga juara tahun 1970. Jika ditambahkan 1970 + 1994= 3964
2. Argentina terakhir kali menang tahun 1986; sebelumnya mereka juga juara tahun 1978. Jika ditambahkan 1978 + 1986= 3964
3. Jerman juara tahun 1990; sebelumnya tahun 1974. Jika ditambahkan 1974 + 1990= 3964
4. Brasil juga memenangkan terakhir kali Piala Dunia tahun 2002; sebelumnya 1962. Tambahkan 1962 + 2002 = 3964
5. Jika ingin tahu negara mana yang akan memenangkan Piala Dunia 2010, Anda tinggal mengurangi 2010 dengan angka 3964. Hasilnya? 3964 - 2010 = 1954. Dan juara tahun 1954 adalah... Jerman!!!
Sepakbola jelas bukan matematika, tapi hitung-hitungan di atas memang cukup menarik. Anda percaya atau tidak? Eitss... jangan dulu. Ada fakta lain.
Sejak Piala Dunia 1962 sampai 2006 juaranya selalu bergantian antara Eropa dan Amerika Latin. Coba perhatikan; 1962 (Brasil), 1966 (Inggris), 1970 (Brasil), 1974 (Jerman Barat), 1978 (Argentina), 1982 (Italia), 1986 (Argentina), 1990 (Jerman Barat), 1994 (Brasil), 1998 (Prancis), 2002 (Brasil), dan 2006 (Italia). Artinya tahun 2010 juaranya adalah... Uruguay???
Nah, lho....
Oleh Raju Febrian
Foto: Laurence Griffiths/Getty Images; Doug Pensinger/Getty Images; Stuart Franklin/Getty Images; Stanley Chou/Getty Images